Popular Posts
-
EDISI : ILMU PERHOTELAN Rangkaian bunga saat ini bukan sesuatu yang remeh dalam setiap acara, bahkan rangkaian bunga menentukan k...
-
EDISI : ILMU PERHOTELAN CARA MEMBAWA PIRING Membawa piring berisi makanan dengan tangan berarti kemampuan membawa satu sa...
-
EDISI : ILMU PERHOTELAN LIPATAN SERBET A. Pengertian dan fungsi lipatan serbet Melipat serbet makan atau napkin fo...
-
EDISI : ILMU PERHOTELAN KEPERLUAN RESTORAN (1) Pada kesempatan kali ini akan kita bahas tentang pelajaran mengenai beberapa hal...
-
EDISI : ILMU PERHOTELAN KEPERLUAN RESTORAN (2) : Seperti pada postingan yang lalu kali ini kami akan meneruskan tentang keperlua...
Blogger templates
Blogger news
Blogroll
About
Blog Archive
Powered by Blogger.
Sidebar One
Mengenai Penulis
Stats
Blog Archive
Ad Home
Random Posts
Recent Posts
Header Ads
Pages
Blogger templates
Popular Posts
-
EDISI : ILMU PERHOTELAN Rangkaian bunga saat ini bukan sesuatu yang remeh dalam setiap acara, bahkan rangkaian bunga menentukan k...
-
EDISI : ILMU PERHOTELAN CARA MEMBAWA PIRING Membawa piring berisi makanan dengan tangan berarti kemampuan membawa satu sa...
-
EDISI : ILMU PERHOTELAN LIPATAN SERBET A. Pengertian dan fungsi lipatan serbet Melipat serbet makan atau napkin fo...
-
EDISI : ILMU PERHOTELAN KEPERLUAN RESTORAN (1) Pada kesempatan kali ini akan kita bahas tentang pelajaran mengenai beberapa hal...
-
EDISI : ILMU PERHOTELAN KEPERLUAN RESTORAN (2) : Seperti pada postingan yang lalu kali ini kami akan meneruskan tentang keperlua...
Saturday, 23 July 2016
EDISI : ILMU PERHOTELAN
CARA MEMBAWA PIRING
Membawa piring berisi makanan dengan tangan berarti kemampuan membawa satu sampai empat piring berisi makanan dari dapur. Dengan kata lain mengambil makanan (picking-up area) dari meja dengan selamat dan memenuhi syarat-syarat. Piring tersebut harus seimbang dan dipegang kuat-kuat. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam membawa piring tersebut, adalah:
1. Posisi dari semua jari dan ibu jari.
2. Cara memegang piring.
3. Ada dasarnya saat membawa piring tersebut harus seimbang, dipegang kuat-kuat dalam
posisi baik, tidak boleh antara yang satu dengan yang lain ataupun jari tangan tidak boleh
menyentuh makanan di piring serta tidak meninggalkan bekas/tanda pada piring.
4. Membawa piring berisi makanan dengan tangan harus dilengkapi dengan service cloth,
apalagi jenis makanan yang panas.
Sebelum piring yang berisi makanan dibawa dari dapur ke tamu harus diperhatikan:
1). Apakah piring tersebut tidak cacat;
2). Jenis dan ukurannya sudah cocok.
1. Membawa Satu Piring Berisi Makanan
a. Ambilah piring (1) dengan tangan kanan.
b. Ibu jari diletakkan pada tepi piring dan jari yang lain di bawah piring atau piring (1) ke
tangan kiri.
c. Telunjuk di bawah piring, ibu jari pada tepi piring searah dengan kelingking.
d. Peganglah piring kuat-kuat dengan pangkal dari ibu jari dan telunjuk dibawahnya secara
seimbang. Biarkan tangan kanan bebas.
Gambar. Teknik Membawa Satu Piring
2. Membawa Dua Piring Berisi Makanan
a. Ambillah piring (1) dengan tangan kanan dan pindahkan ke tangan kiri (seperti cara di
atas).
b. Kaitkan kelingking dan mengarah ke atas.
c. Jabarkan jari tengah dan jari manis sehingga membentuk suatu dataran untuk menerima
piring (2).
d. Ambillah piring (2) dengan tangan kanan, ibu jari pada tepi piring, dan jari yang lain di
bawah nya.
e. Pindahkan piring (2) ke tangan kiri dengan cara menyisipkannya di antara jari tengah dan
jari manis dari tangan kiri, secara seimbang.
f. Peganglah piring kuat-kuat dan bawa dengan seimbang setinggi pinggang, dan biarkan
tangan kanan kosong.
Gambar. Teknik Membawa Dua Piring
|
3. Membawa Tiga Piring Berisi Makanan
Kerjakanlah seperti membawa dua piring berisi makanan dan lanjutkan dengan:
a. Ambillah piring (3) dengan tangan kanan, ibu jari berada pada tepi piring dan jari yang
lain di bawahnya.
b. Pindahkan piring (3) ke tangan sebelah kiri dengan posisi kaki tiga yang dibentuk di
tangan kiri dari bola dari ibu jari, pergelangan tangan, dan ujung dari pada kelingking.
c. Peganglah piring kuat-kuat secara seimbang.
Gambar. Teknik Membawa Tiga Piring, Satu Piring Di Tangan Kanan
|
4. Membawa Empat Piring Berisi Makanan
a.Memilih tutup
Ambillah tutup yang mempunyai ukuran yang sama dengan platter, sehingga bisa tertutup
dengan baik, dan yakinkan bahwa tutup itu benar-benar bersih dan kering.
b.Setelah seperti membawa tiga piring berisi makanan dan lanjutkan dengan mengambil
piring (4) dengan tangan kanan, ibu jari pada tepi piring, dan jari yang lain di bawahnya.
Teknik Membawa Platter Berisi Makanan Dengan Tangan
Membawa platter berisi makanan dan piring dengan tangan berarti mengambil platter yang berisi makanan yang sudah tertutup, dengan piring yang telah diatur di atasnya dan dibawa di atas telapak tangan sebelah kiri dengan jari tangan yang terbuka, dan biarkan tangan kanan kosong untuk keseimbangan.
Alat-alat yang diperlukan adalah:
- Plates (piring)
- Platter dan tutupnya dengan berjenis-jenis ukurannya
- Gueridon (Trolly untuk membantu membawa peralatan makan)
- Side station
- Service cloth berfungsi untuk me lap peralatan makan yang sudah di cuci supaya lebih bersih.
Cara membawa platter berisi makanan dan piring dengan tangan adalah sebagai berikut:
- Platter dihias dan diperiksa oleh Aboyeur, tutuplah platter tersebut dengan baik.
- Lipatlah service cloth secara memanjang.
- Letakanlah service cloth yang telah terlipat itu menyilang di atas tutup dari platter tersebut.
- Taruhlah piring bersih di atas service cloth.
- Angkatlah platter dan piring tersebut ke atas telapak tangan sebelah kiri, tepat pada pertemuan kedua ujung service cloth dan biarkan tangan kosong untuk keseimbangan. Kalau platter dan piring tersebut berat, bantulah memegangnya dengan tangan kanan untuk keseimbangan.
- Taruhlah platter yang berisi makanan dan piring secara saksama di atas gueridon di hadapan tamu, atau di side station.
- Jika platter terlalu besar dan sukar untuk dilingkari service cloth, lipatlah service cloth tersebut menjadi lipatan persegi empat dan taruh di atas platter.
- Letakkanlah piring-piring di atas service cloth itu.
- Taruhlah lipatan persegi empat service cloth yang lain di atas telapak tangan untuk menghindari panas.
Demikian postingan kali ini, sampai jumpa pada postingan selanjutnya.....
Tuesday, 19 July 2016
EDISI : ILMU PERHOTELAN
LIPATAN SERBET
A. Pengertian dan fungsi lipatan serbet
Melipat serbet makan atau napkin folding adalah suatu cara melipat serbet makan, agar meja makan terlihat indah dan menarik selera makan bagi yang melihatnya. Fungsi dari lipatan serbet makan adalah:
1. Menghias meja makan
2. Menghias ruang makan
3. Menarik selera makan
B. Jenis dan Teknik Lipatan Serbet
Jenis-jenis lipatan serbet makan banyak ragamnya, namun untuk memudahkan dalam pembuatannya itu dibedakan menjadi 2 yaitu:
1. Lipatan square (lipatan dari dasar lipatan segi empat)
Contoh: oriental fan, double fan, bishop hat, banana, rose, sail boat dan diamond.
2. Lipatan triangle (lipatan dari dasar lipatan segitiga)
Contoh: triangle, candle, rosebud, the crown, the French dan the cone.
Lipatan serbet yang menarik akan mempermanis tatanan meja makan. Ada banyak model lipatan serbet. Namun, sebelum dibentuk menjadi lipatan rumit, ada lipatan dasarnya, yaitu tiga lipatan (three folding) atau dua lipatan (two folding). Tiga lipatan yaitu menangkupkan serbet hingga menjadi tiga. Dua lipatan hanya menangkupkan serbet menjadi dua.
Dalam penataan meja, serbet yang sudah dilipat cantik, ditempatkan di tengah-tengah piring. Namun, bila tidak ada piring, serbet diletakkan tepat di depan. Supaya bisa dibentuk menjadi berbagai macam model, disarankan untuk menggunakan serbet berbahan katun. Bahan ini tergolong kokoh, tidak mudah pecah saat dibentuk sedangkan bahan lain tidak sekokoh katun. Sementara untuk ukuran, bisa memanfaatkan serbet dengan ukuran berapa pun. Asal berbentuk bujur sangkar.
Berikut ini ada beberapa model lipatan serbet yang bisa diaplikasikan.
Demikian pembahasan kali ini tentang cara melipat serbet.
Sampai berjumpa pada postingan selanjutnya.
Sunday, 17 July 2016
EDISI : ILMU PERHOTELAN
Rangkaian bunga saat ini bukan sesuatu yang remeh dalam setiap acara, bahkan rangkaian bunga menentukan kesuksesan suatu acara.
Pada Zaman sekarang rangkaian bunga bahkan menunjukkan tema dari suatu acara bisa acara pernikahan, pembukaan kantor atau bisnis baru, ulang tahun bahkan acara duka cita.
Suatu acara bisa dinilai bertema romantik, elegant, syahdu, gembira, keberanian, harapan dll hanya dilihat dari rangkain bunga yang digunakan dalam acara tersebut.
Pada postingan kali ini kita mencoba memberikan teknik dasar dan cara merangkai bunga secara sederhana.....
RANGKAIAN BUNGA :
A. Pengertian
Rangkaian
bunga adalah susunan yang terdiri dari bunga, daun dan ranting dalam sebuah
wadah guna memperindah ruangan.
B. Fungsi dan Tujuan
Fungsi dan tujuan dari
rangkaian bunga adalah:
* Melambangkan
sebuah ungkapan berupa terima kasih, berduka cita, selamat, perayaan.
* Menunjukkan
tema acara.
* Mempercantik
ruangan dan meja makan
C. Keperluan
Sebelum
memulai merangkai bunga beberapa hal harus yang dipersiapkan diantaranya:
1.Wadah/cerana
Cerana yang kita gunakan harus sesuai dengan
kebutuhan, ada 3 tipe dasar Cerana berdasarkan ketinggian:
1) Cerana Rendah: 5 – 14 cm
2) Cerana Sedang: 16 - 26 cm
3) Cerana Tinggi: 27 - 50 cm
wadah bisa terbuat dari apa
saja, biasanya yang kita gunakan cerana yang mulutnya lebar.
2. Macam-macam Foam / Moss / Cemara / Kawat ayam
Floral foam di pasaran ada berbagai macam merek,
dengan harga dan kualitas masing-masing. Umumnya dikenal 2 macam Floral Foam,
yaitu foam untuk bunga segar dan foam untuk bunga kering (artificial).
1. Foam untuk bunga kering ada yang warna-warni dan tidak menyimpan air.
2. Kalau untuk bunga segar dapat menyimpan air didalamnya.
Dalam hal
rangkaian bunga segar gunakan foam untuk bunga segar.
Cara merendamnya adalah, dibiarkan foam di atas ember
yang sudah dikasih air, foam akan mengambang, foam jangan ditekan masuk ke
dalam air karena akan menyebabkan bagian dalam foam tidak akan terisi air.
Lama-lama foam akan tenggelam sendiri, ketika seluruh bagian foam sudah
terbenam, foam bisa digunakan. Pemasangan foam harus disisakan 3-5 cm di
atas mulut cerana, jadi dibawahnya bisa diganjal dengan apa saja yang tidak
memberatkan.
3. Gunting bunga / tanaman
Gunakan gunting pohon, karena kita akan banyak
memotong batang-batang bunga dan daun, untuk beberapa orang lebih nyaman
menggunakan Cutter atau pisau.
Cara menggunting batang bunga atau daun adalah
menyamping, sehingga batang menpunyai permukaan yang lebar untuk menyerap air
lebih banyak.
macam-maca, gunting tanaman |
4. Flora tape / selotip
Flora
Tape adalah semacam selotip untuk menutupi sambungan atau kawat, ada
beberapa warna, hijau, untuk menyamarkan batang bunga, coklat, untuk menyamarkan
batang/ranting pohon.
5. Tang
6. Pisau / Cutter
7. Biting dari lidi / Tusuk sate
8. Floratif
9. Kawat berbagai ukuran
10. Kantong Plastik
11. Celemek
Tidak harus ada semuanya, yang paling mendasar adalah
no.1-3, alat-alat yang lain hanya bersifat kalau diperlukan saja. Kantong
plastik untuk tempat sampah dan celemek supaya baju kita tidak kotor dan
terkena getah tanaman.
alat-alat dasar merangkai bunga |
D. Jenis-jenis
Rangkaian bunga
dikenal secara umum ada tiga gaya, yaitu:
1. Gaya
Eropa (klasik)
Gaya Eropa terbagi atas
beberapa bentuk rangkaian; bentuk garis/mendatar, diagonal, tegak lurus,
segitiga simetris, segitiga asimetris, bentuk bulat/ bulan penuh, setengah
bulat/bulan sabit (half moon), bentuk L, T terbalik dan S
2. Gaya Jepang (Ikebana)
contoh gaya eropa |
contoh gaya eropa |
2. Gaya Jepang (Ikebana)
Rangkaian bunga gaya
Jepang sangat terkenal karena bentuknya yang sederhana tetapi memikat hati bagi
orang yang memandangnya. Saat sekarang sudah berkembang pesat dengan berbagai
aliran-aliran merangkai bunga Ikebana. Namun prinsip dari rangkaian bunga gaya
Jepang yang harus diperhatikan adalah adanya tiga tangkai utama yaitu shin
(melambangkan bumi), shu (melambangkan makhluk), dan hikae (melambangkan
langit).
3. Gaya Indonesia
contoh gaya ikebana |
contoh gaya ikebana |
3. Gaya Indonesia
Rangkaian bunga gaya
Indonesia sebenarnya tidak jauh berbeda dari gaya-gaya yang ada. Pengaruh yang
kuat karena Eropa dan jepang pernah menjajah Indonesia setidaknya memberi
nuansa baru bagi rangkaian bunga. Rangkaian bunga Indonesia umumnya didominasi
oleh rangkaian bunga melati dan rangkaian janur, sehingga kekhasan inilah yang
membedakan rangkaian bunga gaya Indonesia dengan gaya Eropa ataupun Ikebana.
contoh gaya indonesia menggunakan unsur melati |
contoh gaya indonesia dengan unsur janur |
E. Teknik Merangkai Bunga
1. Pembuatan dasar (BASING )
Pembuatan dasar (BASING) adalah istilah umum yang menggambarkan
teknik-teknik yang dipakai untuk melukiskan suatu dasar
desain.
Dalam dunia seni, istilah basing berlaku untuk stabilitas fisik yang diberikan pada sebagian pahatan pada dasarnya.
Dalam desain
bunga, Clustering (pengumpulan) dan
Terracing (pembuatan teras) adalah dua teknik basing.
Teknik-teknik itu meningkatkan penampilan desain dengan menambah warna, tekstur, dan
bobot visual.
Dasar
desain ini diciptakan dengan tekstur dan warna yang dibeda-bedakan.
Cluster-cluster kecil dari kumpulan bunga
Calanchoe dan moss-moss meliputi
sebagian besar dasar, ketika kerucut spiral (yang
melingkar-lingkar) dan daun-daun salal yang ditempatkan secara tegak membuyarkan
pola yang umum.
Penempatan yang pararel dari
bahan-bahan yang muncul pada komposisi itu lebih lanjut
memberi tekanan pada teknik basing yang dipakai.
2. Daerah pusat perhatian ( Focal Area)
Suatu
titik focal (pusat perhatian) secara sederhana adalah
suatu titik khusus dimana semua bahannya
bertemu dan berangkat.
Titik itu biasanya ditempati oleh bunga khusus.
Desainer kontemporer telah memperluas definisi titik khusus itu dan
menciptakan ungkapan “focal area”. Suatu fokal area
tersusun dari lebih dari satu bahan dan memperoleh perhatian dari orang yang melihatnya.
Focal area lebih luas daripada focal point/titik
focal dan sering berisi tekstur-tekstur dan warna-warna
yang dibeda-bedakan untuk penambahan daya tarik. Beberapa desain kontemporer berisi lebih dari satu focal area.
Contoh
focal area ini tersusun dari lebih dari satu bahan. Semua bahan bertemu dalam
area yang lebih luas yang dibentuk
oleh kuncup bunga Bakung. Tekstur pita kertas yang mengkontraskan, daun-daunan, tanaman kacang polong, dan filter yang jelas terpilih
untuk desain ini menambah pesonanya.
3. Pembuatan Teras (Terracing )
Terracing
adalah suatu teknik pembuatan dasar/basing.
Bahan-bahan
yang sama yang kadang- kadang diberi peringkat ukuran ditempatkan pada suatu
urutan anak tangga mendatar, dari depan ke belakang.
Teknik ini
dapat diterapkan untuk bunga-bunga, daun-daunan segar, dan bahan-bahan kering, atau sebenarnya bahan apapun yang digunakan pada komposisi
bunga.
Terracing menambah tekstur dan dimensi pada desain
dasar.
Banyak bahan-bahan alami tumbuh pada pola anak tangga ini, menjadikan terracing teknik yang bagus untuk penyelesaian dasar dari
desain vegetative/tanaman.
Beberapa bahan dibuat
berjenjang-jenjang pada komposisi yang sangat indah ini.
Bunga anggur laut, daun-dauncoculus,
potongan-potongan kecil jamur, dan dua gerbera dibuat berjenjang pada contoh ini. Teknik terracing yang digunakan disini menambah pengaruh
dramatis pada desain gaya natural.
Pengulangan
teknik terracing dalam desain ini menciptakan rasa kesatuan dalam jumlah bahan
yang minimal.
Daun-daun galax, kulit kayu cemara, dan gerbera
dikontrol secara hati-hati dalam penempatannya dan
jumlahnya.
Ketika suatu teknik diulangi, suatu area terracing harus mendominasi.
Gerbera yang dibuat berjenjang-jenjang mengendalikan
dasar & mewakili area terluas dari bobot visual.
Area
dedaunan dan kulit kayu penampilannya lebih kecil dan merupakan pengelompokan yang kurang dominan.
4. Pengelompokan ( Grouping )
Pengelompokan
digunakan untuk menciptakan suatu perasaan yang terencana dan teroganisir.
Bahan-bahan
yang ditempatkan dalam kelompok-kelompok punya pengaruh lebih besar daripada
bahan-bahan “polka dotted” (terbintik-bintik) di segenap desain.
Pengelompokan bahan-bahan memungkinkan orang yang melihat
menghargai keanekaragaman, warna, bentuk, tekstur masing-masing dari bahan itu
dan membedakannya dengan yang lain secara layak.
Bahan-bahan
dalam komposisi ini diorganisir dengan keanekaragaman dan diperagakan dalam
pengelompokan-pengelompokan.
Tiap area yang ditetapkan punya
ruang/jarak yang luas antar bagian masing-masing dari
kelompok itu, memungkinkan mata melihat jumlah, jenis dan warna bunga-bunga secara pasti.
Bahkan, dedaunan yang dikelompokkan dalam
area yang dibatasi menambah rasa keteraturan ini.
Dalam
desain bunga, clustering/pengelompokan
adalah suatu teknik penempatan bahan.
Bahan-bahan yang terlalu kecil untuk
dikenali/dilihat sebagai komponen yang berdiri sendiri-sendiri
dikelompokkan untuk pengenalan sebagai satu unit warna atau
tekstur tersendiri.
Teknik clustering ini bisa dipakai pada badan suatu desain untuk menyembunyikan bagian
dari base/dasar.
5. Pemilihan Area Yang Dikembangkan (Zoning)
Istilah
zoning sering digunakan untuk suatu area yang lebih luas daripada komposisi
sederhana bunga.
Menggunakan
prinsip yang sama dengan komunitas atau kota yang dibagi-bagi, bunga- bunga dapat dibagi-bagi (menurut jenis atau warna) ke dalam
bagian-bagian khusus yang lebih luas. Misalnya, sebuah tingkatan 20 feet
di depan dekorasi yang menonjolkan suatu warna bunga-bunga yang berbeda setiap
5 feet. Mentelpiece (kayu diatas tungku) kontemporer ini adalah
suatu versi kecil dari teknik zoning.
Setiap
bahan kering secara khusus ditandai pada zona/bagian wilayah yang terbatas.
Dasar papan gudang dikerjakan dengan
mulut moss, kulit batang cemara, dan batu-batu yang menyatukan setiap zona (bagian wilayah) tanaman.
6. Pengurutan (sequencing)
Pengurutan
adalah teknik desain yang menyajikan bahan-bahan dari yang terkecil sampai yang
lebih besar, dari warna yang lebih terang sampai ke yang lebih
gelap, atau dari bunga-bunga yang kuncup sampai bunga
yang terbuka penuh.
Pengurutan
bahan-bahan ini praktis karena kebanyakan batang dan bunga berisi lebih dari
satu ukuran atau tingkat keanekaragaman.
Peraturan umum untuk pengurutan bunga adalah menggunakan
bahan yang terang atau kecil luar desain, dan bahan yang lebih terang atau
lebih berat secara visual pada pusat/dasar. Aturan
sederhana ini membantu membentuk keseimbangan visual desain.
Beberapa
bahan dalam komposisi ini disajikan dengan mengguankan teknik pengurutan “in”.
Bunga Bakung Stargezer yang tertutup mulai pada bagian
atas dan maju/bergerak ke kumpulan bunga yang terbesar
dan terbuka penuh (fully opened flower).
Kuncup bunga tulip dan ranunculus mengikuti pola bunga bakung yang sama. Pola yang diikuti oleh
bunga-bunga ini adalah satu rangkaian dengan sifat alami:
bunga-bunga mekar di bawah, dan bergerak ke kuncup bunga di atas.
7. Pembalutan ( Banding)
Teknik
banding dipakai untuk menekankan atau menarik perhatian pada bahan tertentu.
Dalam bentuknya yang paling murni, banding
tidak punya tujuan fungsional, semata-mata hanya penghias. Banding digunakan sebagai penghias seperti halnya orang memakai
gelang.
Burung
dari dahan-dahan surga dalam contoh ini dibalut dengan raffia sebagai hiasan
teknik ini diulangi tiga kali,
untuk me narik perhatian pada batang bunga linear/lurus yang kuat.
Tiga balutan
raffia itu adalah aksen/tekanan kontemporer, memusatkan mata
orang yang melihat pada suatu area khusus dalam komposisi
itu.
Binding (peningkatan) adalah teknik untuk mengikat tiga batang atau lebih
secara fisik dan secara bersamaan. Ikatan bunga-bunga
yang dibentuk dengan memakai teknik ini dibatasi serta ditopang
oleh bahan yang mengikatnya bersama. Binding berbeda dengan banding karena
binding menahan batang secara fisik di tempat. Keduanya
supaya menarik perhatian.
Pengikatan
bahan pada desain yang digambarkan mengasimilasi (membaurkan) ikatan-ikatan
bunga yang dipetik segar. Raffia berwarna itu menahan
batang-batang tulip, amaryllis, dan muscari di tempat
untuk membatasi dan memberi topangan fisik pada area desain ini.
Teknik binding
ini adalah suatu metode sederhana untuk menyajikan
bahan-bahan dengan gaya dan pengaruh.
8. Pembuatan Kerangka ( Framing)
Framing
adalah teknik penempatan bahan yang memusatkan mata orang-orang yang melihat
pada area tertentu.
Secara sederhana, bahan-bahan ditempatkan
di luar komposisi untuk menekankan area tertentu
(seringkali focal area/daerah pusat perhatian). Kadang-kadang teknik ini
bisa digunakan untuk memisahkan satu bahan tertentu.
Teknik ini
mengambil namanya dari karya seni, seperti halnya suatu
kerangkaiqandah menarik perhatian
terhadap lukisan yang agung, maka garis batas desain
bunga dapat menarik perhatian pada bunga-bunga itu.
Hal
membingkai/menjadi batas bagi kumpulan bunga kalanchoe pusat dalam contoh yang
dramatic ini. Batang-batang bunga kering yang melengkung itu
menjauhkan mata dari pusat desain dan mengembalikannya
lagi untuk menikmati hue merah-oranye yang brilian.
9. Paralisme
:
Paralelisme
adalah suatu metode penempatan bahan dalam komposisi bunga.
Garis-garis yang
sama jaraknya mungkin tegak, mendatar atau diagonal. Dalam
bentuknya yang paling asli, paralelisme tampak dingin dan
terstruktur. Ini adalah suatu disiplin penempatan bunga yang memerlukan garis-garis lurus panjang pada kelompok yang terdiri
minimal dua garis.
Paralelisme dalam desain ini diulang pada bunga-bunga dan
dedaunan.
Kelompok bahan-bahan yang sama berbentuk garis tegak sejajar digunakan pada ketinggian yang
berbeda pada komposisi itu.
Jika garis-garis vertikal
bahan-bahan itu diperpanjang secara tidak tentu/tanpa batas yang jelas, garis-garis itu akan bertemu tetapi jaraknya akan mungkin sama.
Garis-garis sejajar tak akan perrnah menyebar dari titik
yang sama.
Garis-garis itu muncul dari titik-titik yang berbeda dengan kontainer.
Demikian pembahasan kita kali ini tentang cara merangkai bunga dengan sederhana.
Sampai jumpa pada postingan selanjutnya.
Demikian pembahasan kita kali ini tentang cara merangkai bunga dengan sederhana.
Sampai jumpa pada postingan selanjutnya.
Subscribe to:
Posts (Atom)